(terpaksa) DEWASA (tapi masih) MUDA
Sebenarnya sudah lama aku pengen menulis lagi, setidaknya pengen mengungkapkan apa yang ada di kepalaku. Selama ini, semuanya aku pendam di kepala, dan sebagian aku ceritakan ke orang-orang terdekat.
-------------------------------------------------
Hidup itu
kayak gimana sih
Mm maksudku bukan hidup itu kayak gimana, tapi menjalani hidup itu kayak gimana sih
Aku pikir menjadi dewasa itu mudah, aku pikir hidup sesuai kodratnya itu udah cukup bagiku dan bagi orang-orang di sekitarku
Yaa mungkin
bagi mereka memang cukup
Tapi terkadang
bagiku sendiri, kayak gitu aja masih bikin gak tenang. Masih banyak banget yang
harus dilakukan, masih banyak banget ternyata yang belum selesai.
--------------------------------------------------
Semakin
dewasa aku merasa diriku banyak sekali gagal nya. Gagal sebagai anak, gagal
sebagai teman, gagal sebagai saudara, dan/atau gagal sebagai partner (pacar). Dan
aku gagal jadi diriku sendiri, yang aku anggap sebagai panutan atas diriku
sendiri.
Kenapa
aku buat diriku sendiri sebagai panutan? karena kalau menjadikan orang lain jadi
panutan, itu bikin capek, bikin kepikiran. Apalagi sekarang hidup di tengah-tengah
sosial media, beuuhhh banyak banget yang bisa kita lihat, banyak banget hal
yang membuat insecure dan gak pede dengan apapun yang sudah kita punya.
Kalau di
usiaku yang udah 24 tahun 15 hari ini, mungkin bisa dibilang memasuki quarter
life crisis (krisis seperempat abad, yaitu masa banyaknya kekhawatrian dan kebingungan
atas ketidakpastian tentang kehidupan di masa depan). Yaah bisa dibilang aku mungkin
sudah memasuki masa itu, ehh.. aku udah di masa itu sejak 1-2 tahun yang lalu,
alias sejak aku lulus kuliah S-1.
Yaa..
sepertinya aku semakin mendalami masa quarter life crisis ini. Di kepalaku
terlalu sering merasa khawatir dan insecure atas masa depan. Terlalu sering
membandingkan hidupku dengan hidup teman-teman sekitar, membandingkan
pencapaianku dengan teman-teman sekitar, dan merendahkan diri sendiri karena
tidak seperti orang-orang kebanyakan.
--------------------------------------------------
Sumpah
yaa.. membahas kayak gini rasanya gak ada selesai nya, bikin capek terus. Tapi hal
itu selalu ada di kepalaku. Ngelihat hal receh yang selalu bikin kepala
membanding-bandingkan, misalnya ngelihat instagram story teman yang lagi foto
dengan gadget terbarunya/ ngelihat postingan teman yang lagi makan mewah di
restoran/ ngelihat teman pakai barang branded. Itu semua hal-hal yang
seharusnya gak perlu aku pikirin, gak perlu aku bandingkan dengan apa yang
sudah aku punya sekarang. Bisa saja teman yang lagi foto dengan gadget
terbarunya, memang udah nabung berbulan-bulan buat beli. Bisa saja teman yang
lagi makan di restoran mewah, bisa saja hari-hari sebelumnya harus hemat biar bisa
jajan di restoran mewah. Bisa saja teman yang lagi pakai barang branded, harus nabung
dan menghemat beberapa minggu/bulan biar bisa beli barang-barang itu.
Harusnya
aku memang mikir kayak gitu
Harusnya
aku memang gak perlu sampe iri, gak perlu overthink, gak perlu membandingkan
---------
Jadi
dewasa setengah itu susah yaa, umur sudah bukan belasan kayak anak muda, tapi
dibilang udah dewasa yang bisa menahan semuanya juga belum. Eeh atau bisa
dibilang jadi dewasa muda (?)
Komentar
Posting Komentar