Melihat Tanpa Rendah Diri
Melihat Tanpa Rendah Diri
Susah
banget di jaman sekarang melihat sesuatu tanpa membandingkan. Niat awal memang
tidak mau membandingkan atau cemburu, tapi pasti didalam hati kecil ada rasa kayak
gini:
“kok
aku gak kayak gitu ya..”
“keren
banget ya diaa..”
“kok
aku gini-gini aja..”
“enak kayaknya jadi dia..”
Mungkin
gak semua orang kayak gitu, tapi aku sendiri secara gak langsung suka bikin pemikiran
yang membandingkan diri sendiri, yang ujung-ujungnya bikin minder.
Mungkin
awal-awal dulu, aku benar-benar gak mau melihat teman-teman ku yang sudah
menemukan jalan hidupnya. Bisa dibilang rasa iri atau cemburu itu ada, dan itu SALAH
BESAR. Karena teman-temanku yang sudah menemukan jalan hidupnya itu, pasti
memiliki proses dan perjuangan yang panjang sebelumnya.
Ada
teman sekolah ku yang sudah menemukan karirnya, aku lihat di sosial medianya
yang sering perjalanan dinas luar kota. à dalam
hatiku “keren banget teman ku ini, yang sebelumnya pernah menenangkanku betapa
sulitnya cari kerja di masa pandemi. Tapi sekarang dia jauh lebih hebat, yang
bisa menemukan karirnya dimasa pandemi”.
Ada
teman kuliahku yang sudah menemukan karirnya juga, aku lihat di setiap postingan
sosial medianya. Selalu tampil cantik dan senyum lebar saat berangkat kerja,
dan pekerjaan yang dia impikan selama kuliah dulu. à dalam hatiku “keren banget temanku ini,
yang sejak kuliah dulu selalu konsisten dengan kemauan dia, dan ternyata sudah
dia wujudkan, benar-benar keren. Padahal dia sempat cerita kalau hampir depresi
karena merantau jauh dari rumah, susahnya mencari kerja dimasa pandemi. Tapi
dia jauh lebih kuat dari apa yang dia pikirkan, dia menemukan jalan karir nya
tanpa menyerah”.
Ada
teman sekolahku yang kesusahan mengerjakan skripsinya karena masa pandemi. Namun,
dia sekarang sudah bekerja dan terlihat bahagia setiap memposting mengenai
pekerjaan dia. à dalam hatiku, “keren banget kamu,
meskipun selalu mengeluh tentang tugas akhir yang susah diselesaikan. Tapi kamu
mengambil langkah jauh lebih keren dari yang kamu pikirkan. Dia pernah berkata
bahwa tidak semua orang mempunyai jalan yang sama, tidak semua orang harus
mempunyai jalan yang seragam untuk hidupnya.”
Ada
teman kuliahku, yang sejak berkuliah tanpa malu dia sudah berjualan berbagai
macam. Jiwa promo produk yang dijual itu yang bikin aku selalu kagum sama dia. Keren
banget temanku ini yang selalu konsisten dengan apa yang dia suka.
Ada
teman kuliahku yang memilih menikah setelah lulus kuliah S1, dia mengambil keputusan
yang besar untuk hidupnya. à dalam
hatiku, “keren banget temanku yang memutuskan menikah, menjadi istri dan kelak
menjadi ibu di usia muda. Sebagai kaum yang takut menikah, karena merasa belum
siap lahir batin, menikah adalah keputusan besar dan keren bagiku.”
Ada
teman sekolah ku yang setelah lulus kuliah, sudah mendapatkan pekerjaan yang
menurutku keren dan gajinya besar. Meskipun saat sekolah dulu, kami selalu
bersaing untuk mendapatkan ranking, dan dia selalu merasa kesusahan untuk masuk
kedalam sekolah yang dia ingini. Namun dalam pekerjaan, dia mendapatkan
kemudahan mencarinya.
Selama
satu tahun setengah ini, sering banget membandingkan teman dekat, baik itu teman
sekolah dulu, teman kuliah dulu, ataupun kenalan sosial media. Meskipun dengan
kata-kata yang “keren ya temenku sekarang..”; tapi tetap ditemukan rasa kecewa
terhadap diri sendiri yang masih stuck.
Meskipun
merasa membandingkan, tapi tetep ikut senang lihat teman-teman yang udah menemukan
pilihan hidupnya, meskipun aku masih belum. Tapi temen-temen yang lain bisa
bikin aku termotivasi dan tergerak buat tidak menyerah. Meskipun prosesku cukup
lama dibandingkan mereka, insyaallah aku tetap sabar.
Aku
pernah ingat kata-kata temenku, “mungkin dulu kalau masih sekolah, semua proses
atau langkah yang kita kerjakan pasti seragam, pasti semuanya sama. Kalau habis
SD pasti SMP, terus SMA, setelah itu semua orang punya pilihan untuk lanjut
kuliah atau bekerja dulu. Kalau lanjut kuliah, setelah lulus dia juga punya
pilihan untuk melanjut lagi, ataupun bekerja. Semakin dewasa kita, jalan yang
kita ambil tidak harus seragam dengan yang lain. Semuanya punya jalan nya
masing-masing, semua punya garisnya sendiri yang tidak harus sama dengan yang
lain.”
Memang
benar yaa, setiap orang itu memang berbeda, tidak bisa diseragamkan.
Tetap
semangat buat kita semua, kita pasti sukses dijalan kita sendiri. Tidak perlu
merasa cemburu dengan capaian orang lain, karena kita tidak pernah tahu
bagaimana proses dibalik itu semua. Untuk sekarang, yang terpenting adalah
kesehatan dan kebahagiaan untuk diri kita dan keluarga.
Komentar
Posting Komentar